Penulis : Hendra Adi
Tebal : vi+166 Halaman
Harga : Rp 38.500
Buku ini merupakan kisah nyata yang benar-benar terjadi dalam satu sisi kisah hidup gue. Paling nggak, 95 persen cerita dalam buku ini bisa dipercaya keabsahannya. Kalo kalian masih nggak percaya, tolong panggilkan Uya Kuya untuk menghinoptis gue. Sedangkan 5 persen sisanya adalah penambahan efek hiperbola alias lebay untuk mendapatkan efek humor yang diperlukan dalam buku ini. Hey, ingat buku ini ditujukan untuk kepentingan komedi semata, jadi jangan terlalu tegang saat membacanya apalagi sampai menyiapkan tisu segala.
Beberapa nama tokoh dalam buku ini sudah disamarkan demi menjaga nama baik mereka, yang sungguh gue ragukan jika mereka masih memilikinya. Tapi mereka adalah satu dari sekian orang-orang terbaik yang pernah hadir dalam hidup gue. Dan gue bersyukur untuk itu.
Buku ini berkisar tentang kisah cinta pertama gue (a.k.a cinta monyet gue) di saat gue masih SMP. Masih cupu. Kecil-kecil dah bicara cinta, kalo Nyokap Bokap gue tahu gue pasti bakal digantung di tiang jemuran sambil dirukyah.
Nggak ada tendensi apa pun saat gue menuliskan maupun akhirnya memutuskan menerbitkan buku ini, selain mengajak pembaca untuk mengorek kembali kisah cintanya masing-masing. Air mata yang dulu membanjir, kini berakhir menjadi sepotong kenangan lalu, bahkan mungkin saat ini kita bisa tertawa saat mengingatnya kembali. Sama seperti yang gue lakukan.
Semua kisah cinta tentu memiliki cerita, namun tidak akan ada yang mengalahkan lugu dan lucu nya cinta pertama... Enjoy! ^^
Sinopsis:
Ini adalah hari terakhir gue akan bersekolah di salah satu SMP di Jakarta Timur. Hari terakhir gue akan mengikuti pelajaran Ekonomi dari Ibu Yati, guru killer yang akan dengan senang hati memakan siswanya hidup-hidup kalau lupa bikin pe-er. Gue pindah ke salah satu kota di Jawa Tengah yang memiliki ‘Makmur’ sebagai slogan kotanya. Adaptasi kehidupan di sekolah baru menjadi tantangan tersendiri buat gue. Semua mata pelajaran masih bisa gue ikuti, kecuali pelajaran Bahasa Jawa, susahnya sampai bikin gue pengen nyari pohon tauge buat gantung diri.
Nggak ada hal istimewa di tempat ini hingga hari pertemuan gue dengan seorang gadis, yang sukses mengunci mata gue untuk terus melihat ke arahnya, saat gue bermain bola di lapangan sekolah. Gue memanggilnya ‘bidadari kecil’. Gue duduk berdua dengannya di depan ruang kelas setelah jam pelajaran sekolah usai. Perasaan gue mulai nggak karuan, bingung, malu, seneng, canggung, laper semua campur jadi satu.
Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order,all!!
