Novel

SUATU HARI DALAM HIDUP SITA

EPISODE SATU
PERPUSTAKAAN FAKULTAS TEKNIK.

Perpustakaan terasa lebih sepi dari biasanya. Barangkali karena sedang musim liburan akhir semester, tak banyak dijumpai teman-teman sefakultas disini. Sutan membuka beberapa lembar buku tebal di hadapannya, namun….busyet! Tak satupun huruf masuk di kepalanya. Pada saat Sutan ingin segera pergi, seseorang masuk dan mendatangi mejanya.
“Hai!” sapa gadis itu melempar sejumput senyum.
Entah kenapa dada Sutan sedikit berdebar.
“Hai juga!” sahutnya.
“Boleh duduk di sini?”
Sutan menyingkirkan sebagian bukuku dari atas meja.
“Silakan. Ini kan milik umum,” tawa Sutan.
Gadis berambut panjang dan ikal itu duduk dengan manis. Bibirnya yang dipoles lipstik warna merah jambu tipis-tipis itu, tersenyum padanya, sama manisnya dengan tatapan mata yang diarahkannya tepat ke manik mata Sutan.
“Gimana kabar Syam?” tanya gadis itu.
“Syam?” Sutan mengerutkan kening. Mengapa pula gadis itu bertanya tentang Syam, abangku? pikirnya.
“Ya, Syam. Dia abang kamu kan?”
“Oh, Syam. Ya, ya. Dia itu abangku satu-satunya. Memang, kau kenal dengannya?”
Gadis itu tertawa.
“Jelas kenal dong,” ujarnya dalam tawa. “Dia itu kan….”
“Teman lama?” potong Sutan dengan gaya sok akrab.
“Lebih dari itu.”
“Sahabat?”
Gadis itu melebarkan tawa. Oh, betapa tololnya aku, pikir Sutan. Menebak dua kali, dua-duanya salah pula! Pastilah gadis itu tertawa karena dia adalah…
“Kami berpacaran sejak sebulan yang lalu,” katanya.
Ya Tuhan! Begitu, ya?
Sutan menggaruk kepala yang tidak gatal.
Betapa lucunya saat dia mengakui bahwa Syam adalah pacarnya. Sungguh, apakah dia yang keterlaluan, ataukah aku yang bodoh? Siapa di dunia ini yang tidak tau bahwa Syam adalah play boy kampung? MasyaAllah! Naifnya gadis ini…pikir Sutan.
“Oh, sori, …” kata Sutan kemudian, seraya memperbaiki posisi duduk agar lebih tegak.
“Nggak apa-apa. Kami juga baru saja kok. Pastinya Syam belum bilang apa-apa padamu tentang aku, kan?”
“Oh,…aku bahkan belum tau namamu.”
”Namaku Sita.”
Dia mengulurkan tangan, Sutan menyambutnya dengan sebuah genggaman erat yang cukup kuat. Ada setitik kemarahan menodai perasaan Sutan yang sebenarnya telah sejak awal tadi mengagumi parasnya. Gadis itu mirip seekor angsa yang manis, tapi kenapa mendadak Sutan benci sekali saat dia mengakui Syam sebagai pacarnya? Syam yang angkuh, arogan, kasar dan …cilakanya, banyak diminati para gadis! Sutann merasa, dirinya yang selalu penuh hormat pada orang lain, lembut dan baik hati kata teman-temannya, dan pandai di kelas kata dosen, alangkah sulit memiliki satu saja penggemar seorang gadis secantik angsa ...

Cerita di atas adalah penggalan dari novel karya Indrawati Basuki.
Bagi Anda penggemar novel, ikuti kisah selengkapnya di indrawatibasuki.blogspot.com/
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Aneka Info - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger